Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Suksesi Primer Dan Sekunder | Pengertian dan Contoh Fakta

Suksesi Primer Dan Sekunder – Suksesi adalah perubahan atau perkembangan suatu komunitas atau ekosistem melalui tahap-tahap tertentu untuk menuju kedewasaan dan keseimbangan.

Penyebab dari suksesi adalah modifikasi lingkungan fisik atau perubahan-perubahan populasi dalam suatu komunitas atau ekosistem. Proses suksesi dikatakan berakhir apabila komunitas atau ekosistem sudah dalam keadaan seimbang (homeostatis).

Pada saat ekosistem atau komunitas dalam keadaan seimbang maka keadaan ini merupakan klimaks dari ekosistem atau komunitas tersebut. Jika seiring berjalannya waktu muncul kembali perubahan-perubahan populasi maka akan mengakibatkan keseimbangan baru. Jadi, dapat disimpulkan bahwa suksesi adalah perubahan.

Tipe Suksesi

Suksesi terbagi menjadi dua tipe, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.

Suksesi Primer

Suksesi primer adalah terbentuknya suatu komunitas atau ekosistem baru pada suatu daerah yang sebelumnya tidak ada. Suksesi primer ini berlangsung secara bertahap yang dimulai dari suatu daerah yang tidak memiliki kehidupan. Apabila suatu komunitas atau ekosistem asal terganggu dan menjadi punah atau hilang total, maka akan terbentuk habitat baru dalam ekosistem atau komunitas tersebut. Kejadian itulah yang memunculkan suksesi primer. Gangguan yang dialami oleh suatu komunitas atau ekosistem bisa terjadi secara alami maupun tidak alami.

Contoh gangguan alami yang dapat memunculkan suksesi primer yaitu letusan gunung berapi, endapan lumpur di muara sungai, endapan pasir di pantai dan tanah longsor. Sedangkan gangguan tidak alami berasal dari perbuatan manusia, seperti lahan bekas penambangan emas, batubara, timah dan minyak bumi.

Salah satu contoh suksesi primer yang pernah terjadi di Indonesia yaitu terjadinya suksesi setelah adanya letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Pada kawasan yang terdampak letusan gunung Krakatau mula-mula muncul pioner yang berupa lumut kerak dan tumbuhan lumut yang tahan sinar matahari dan kekeringan. Setelah tumbuhan perintis ini mulai melakukan pelapukan dengan permukaan lahan maka akan terbentuk tanah sederhana. Apabila tumbuhan perintis mati maka akan mengundang pengurai. Tanah akan terbentuk lebih kompleks ketika aktivitas pengurai bercampur dengan hasil pelapukan lahan. Keberadaan tanah ini lantas membuat biji yang datang dari luar daerah akan tumbuh subur. Begitu pun dengan rumput yang tahan kekeringan juga akan mulai tumbuh. Di samping itu, tanaman pioner akan tergantikan dengan tumbuhan herba. Keadaan ini menjadikan pioner terhambat pertumbuhannnya dan menjadi tidak subur. Proses inilah yang disebut suksesi.

Sementara itu, pelapukan lahan terus dilakukan oleh rumput dan belukar melalui akarnya yang kuat. Bagian tumbuhan yang mati kemudian diuraikan oleh jamur. Hal inilah yang menjadikan tanah menjadi lebih tebal. Setelah itu, semak akan tumbuh menaungi rumput dan belukar sehingga menjadi kompetisi. Seiring berjalanya waktu, semak akan mendominasi dan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar hingga terbentuklah hutan. Pada saat inilah ekosistem mencapai keseimbangan atau berada pada posisi klimaks.

 

Suksesi Sekunder

Suksesi sekunder adalah pembentukan suatu komunitas atau ekosistem yang pernah terganggu atau hilang ke keadaan awal sebelum terganggu. Pada umumnya, suksesi ini terjadi karena akibat kebakaran, gempa bumi dan perusakan manusia. Sama halnya dengan suksesi primer, suksesi sekunder dapat terjadi karena adanya gangguan alami maupun gangguan akibat perbuatan manuasia.

Hanaya saja gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga masih ada kehidupan dalam ekosistem atau komunitas tersebut. Bila dibandingkan dengan suksesi primer, suksesi sekunder membutuhkan wakttu lebih sedikit pada proses perubahannya karena proses suksesi sekunder tidak membutuhkan lagi tahapan pembentukan komunitas pioner.

Contoh gangguan alami yang dapat mengakibatkan suksesi sekunder yaitu banjir, angin kencang. Sedangkan gangguan dari perbuatan manusia dapat berupa pembakaran lahan hutan dengan sengaja dan penebangan pohon di hutan secara liar. Ekosistem atau komunitas yang menimbulkan suksesi sekunder di Indonesia biasanya adalah padang alang-alang, hutan, tegalan-tegalan dan belukar bekas ladang.

close